Belajar Mandiri
CORETAN ORANG UDIK
Saturday, March 11, 2017
Out Of The Box
Friday, March 10, 2017
Hidup Adalah Gerak
Friday, October 31, 2014
Hukum itu harus adil dan Bijaksana
KEBIJAKSANAAN HUKUM! Pembully Jokowi ditangkap. Kita tidak membenarkan memang perilaku yang sudah dilakukan MA, ADALAH SALAH. karena mengedit foto Jokowi - Mega yang sangat tidak sopan (maaf tidak bisa saya sebutkan).
NAMUN bagaimana dengan orang-orang di bawah ini:
1. Admin Fanpage Gerakan Anti Islam yang sudah banyak menghina Islam. Kok ga ditangkap-tangkap?
2. Ahok mengatakan PP Muhammadiyah MUNAFIK http://www.tempo.co/.../Soal-Legalisasi-Pelacuran-Ahok... kok ga ditangkap?
3. Ahok mengatakan warga pluit yg menolak penggusuran adalah komunis http://politik.kompasiana.com/.../kontroversi-sebutan... kok ga ditangkap?
4. Susi Pudjiastuti merokok bukan di tempat khusus merokok, melanggar PERDA DKI di depan wartawan dan terbukti secara faktual melecehkan aturan PEMDA DKI http://www.tempo.co/.../Selain-Perokok-Berat-Menteri-Susi... kok ga ditangkap?
5. KIH bikin DPR Tandingan, http://www.tribunnews.com/.../kih-bikin-pimpinan-dpr... itu adalah pelanggaran konstitusi atau bukan? apakah itu melecehkan konstitusi atau bukan? apakah tidak diproses secara serius???
Menegakkan aturan jangan berat sebelah... bukankah jadi pemimpin harus adil? dan semua pemimpin akan diminta pertanggung jawabannya di akhirat, jangan sampai terkesan orang-orang tertentu BEBAS melakukan apa saja, namun rakyat kecil HARUS ikut aturan...
Pendidikan di negara ini belum merata, masih banyak rakyat yang belum mendapat KEADILAN dalam pendidikan, jangan disamakan semua kualitas berpikirnya, sehingga terkesan TIDAK ADA KEBIJAKSANAAN HUKUM di sini.
Sebagai referensi, SBY pernah dihina oleh pendemo secara faktual terbukti. Pendemo menempelkan kotoran kerbau di foto SBY http://news.okezone.com/.../pendemo-tempelkan-kotoran... apakah SBY menangkap pelakunya? Tidak! Karena SBY sangat mencintai rakyatnya. TAPI saat Ketua Umum Partai Binaannya melakukan Korupsi, SBY tidak segan-segan mendukung KPK untuk menindak TEGAS ketum tsb. Seperti Itulah sosok pemimpin yang sejati. Mencintai rakyatnya MESKIPUN tidak semua rakyat pro kepadanya.
Prabowo Subianto. dibully sangat banyak, difitnah ini itu, khususnya saat pilpres. apakah beliau melaporkan pelaku??? padahal bukti sangat banyak untuk itu. hal itu karena bapak Prabowo begitu mencintai Indonesia. tidak ingin meributkan hal-hal demikian.
Baginda nabi besar Muhammad saw, setiap hari memberi makan orang buta yang selalu menghina dirinya langsung didepan wajah Rasul. apakah rasul saat itu sebagai pemimpin memenjarakan orang tsb? bahkan hingga Rasul wafat selalu rutin menyuapi makan orang buta tsb. Karena Rasul begitu MENCINTAI UMATNYA.
ARTINYA, jadi pemimpin itu harus SABAR, BIJAKSANA. TEGAS kepada hal2 yang serius menghancurkan bangsa (penjajahan, korupsi). sehingga rakyat menjadi segan. BUKAN TAKUT. jangan mentang2 ada kekuatan, langsung unjuk gigi. lawannya hanya SEORANG RAKYAT TUKANG TUSUK SATE alias PEMBANTU TUKANG SATE. bukanlah lawan yang SERIUS. berlapang dada lah dengan ujian kecil ini. cintailah SELURUH RAKYAT dari kalangan terpelajar maupun kalangan bawah. Kita sebagai pemimpin negara harus maklum berbagai level status sosial dan cara berpikir rakyat yang majemuk. MUSUH UTAMA SEORANG PEMIMPIN NEGARA ADALAH PENJAJAHAN DAN KORUPSI yang selalu mengincar Indonesia dari berbagai kesempatan dan lini. Apakah Jokowi sudah sanggup menangkal penjajahan modern saat ini? itulah yg harus dipikirkan. bukan menanggapi hal2 seperti ini.
Ini adalah kesempatan Jokowi untuk menunjukkan kebesaran hati seorang pemimpin. mudah-mudahan beliau berbesar hati untuk memaafkan. dan MA bisa kembali mencari nafkah sebagai pengurus sapi dan tukang tusuk sate agar dapat memenuhi kebutuhan keluarganya (orang tua serta saudara2nya).
Rakyat tidak hanya membutuhkan PENEGAKKAN HUKUM, tetapi juga KEBIJAKSANAAN HUKUM.
Semoga bisa menjadi pertimbangan. Terima kasih.
Oleh :Achmad Syajari
Surat Untuk Presiden Jokowi
Salam Pak Presiden...
Dulu waktu saya bekerja di perusahaan swasta setiap pagi sebelum mengawali pekerjaan kami slalu briefing pagi..disana setiap divisi slalu memaparkan rencana kerja dan target yang ingin di capai di hari itu..kemudian setelah selesai kerja kamipun selalu briefing kembali sebelum going to home..mengevaluasi hasil kenerja hari ini membahas pencapaian kerja dan mencari solusi ato jalan keluar bagi target yang belum tercapai di hari itu agar kerja di hari esok lebih baik...sekarang saya bolehkah bertanya pada pak presiden ...sudahkah pak presiden menerapkan menejemen pemerintahan seperti seorang CEO mengelola perusahaannya...?!dimana sebagai pimpinan sebagai CEO..sebagai presiden selalu mengajak mentri kabinet dan jajarannya untuk briefing mendengarkan rencana dan program kerja para mentrinya dan target yang mereka ingin capai di hari itu..di minggu itu di bulan itu...di tahun itu..ato dimasa kerjanya..dan sudahkah pak presiden membriefing kembali mereka setiap selesai kerja untuk mengevaluasi hasil kinerja mereka...mensyukuri pencapaian yang sudah diraih..berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas dan mencari solusi bagi target ato program kereja yang belum tercapai..mengapa saya sampai berkata demikian dimedsos ke bapak? bukan maksud saya ingin populer seperti selebriti wong saya tak menulis inipun sudah sangat dikenal oleh anak dan isteriku..hehe..bukan pula saya bermaksud menggurui bapak presiden...kalau bahasa sundanya mengajari bebek berenang..tapi mengeingat dan seterusnya ...waktu zaman presiden suharto ..pak harto punya program kerja yang jelas yang tertuang dalam GBHN dan untuk mencapai targetnya beliau implementasikan lewat repelita dan pelita nya..waktu zaman sby meski Pak SBY tak ada GBHN seperti zaman wak Ato..tapi pak SBY memiliki program kerja ya minimimal punya target yang ingin beliau capai yang terkenal dengan program seratus hari kerjanya...tapi..sekarang dizaman bapak yaitu zaman pak presiden Jokowi..sudah lebih dari seminggu bapak menjabat sampai saat ini saya belum tahu program kerja bapak..target dan strategi bapak untuk mensejahtarakan seluruh rakyat indonesia klo bahasa kasarnya Goal yang ingin di capainya apa pak? biar rakyat bisa mengontrol dan mengevaluasi kinerja bapak selama menjadi pemimpin kami...klo janji janji swaktu kampanye mah bagi rakyat seperti kami itu masih terlalu kurang jelas..dan kurang fokus..krn rakyat sudah capek di iming imingi janji oleh para politisi disaat kampanye saat mereka butuh kursi dan jabatan setelah kursi dapat kadang banyak diantara mereka yang lupa ato pura pura lupa akan janjinya..hehe
wassalam
Rysava
Direktur utama PT.Rysava Alim Rugi..
Monday, October 20, 2014
Sunday, March 31, 2013
Krisis Ustadz
Kian
hari kyai..ustaz..guru ngaji..guru sakola agama kian hilang dr kampung
cilendi..ada yang meninggal dunia..ada yg merantau demi memperbaiki
tarap hidup..ada jua yg dipecat..kini di cilendi hanya tersisa seorang
ustadz..yg merangkap guru ngaji..guru madrasah..khotib jumat..
Saya tak bisa bayangkan seandainya satu satuny ustadz yg tersisa ada halangan tuk menjalankn tugas nya dikampung cilendi..
Apakah jumatan libur jua..apakah murid madrasah jd buta baca tulis alquran..hmm sudah kah para pamong cilendi gegeden cilendi..memikirkan ini jua..jgn hanya sibuk mikirin karier n keluRga sendiri..sibuk nyalon jd anggota dewan..tp lupa akan nasib akidah generasi cilendi..yg bukan tidak mungkin akan semakin asing dr ilmu agama..apakah ini pertanda bhw suatu saat nanti islam jua akan hilang dr bumi cilendi..seperti di cordoba spayol...
Sebetulnya
klo urang cilendi (Pamong n gegeden) na bisa melihat dengan sudut
pandang yang berbeda( bahasa jermanna mah tong ninggali cangkangna
mungkul) masih banyak urang cilendi anu bisa di manfaatken elmu jeng
pangabisana jang ngajarken elmu agama ka barudak cilendi penerus
generasi islami di masa depan..tapi sayang para pamong jeng gegeden
cilendi hanya meliat pantat ayamnya saja bukan apa yang keluar dari itu
pantat..maksud ane..klo emang yang keluar dari pantat ayam itu tai
kotok..ya jauhi n buang saja..tapi klo yang keluar dari pantat ayam itu
endog atawa telur..ya ambil tong ningali najis bujur hayamna.. jadi
inget keur ngalalana jaman baheula dalam rangka mencari jatining
diri..ane guguru teh ka budak leutik diajar tentang kajujuran..guguru ka
nu gelo untuk ilmu tahan lapar jeng tahan penyakit..guguru ka aki aki
tentang pengalaman..guguru ka kiyai tetang ilmu agama..guguru ka manuk
piit nu sanajan manukna leutik tapi bisa nyien imah alus tibatan heulang
atawa tikukurmah..
Jadi intina jelma teh tong sok di tempo luaranna
wungkul..ari manehna bisa memberi nasihat baik mengapa berat tuk
menurutinya..da hate jelema mah hanya manehna jeng gusti alloh nu nyaho
jadi tong sok kokolot begog ngahukuman batur..si anu calon naraka,sim
kuring calon surga,,sifulan raja gosip..si anu hayang kapuji,sianu
ria,si anu cerewet bari poho pas nunjuk batur goreng teh opat jarina
nunjuk kadiri sorangan..hehehe
Thursday, October 11, 2012
Menjual Keperawanan
Wanita itu berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima. Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok.
Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya.
Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa.
Setelah sekian lama, akhirnya memaksa petugas satpam itu untuk mendekati meja wanita itu dan bertanya:
'' Maaf, nona ... Apakah anda sedang menunggu seseorang?
'' Tidak! '' Jawab wanita itu sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
'' Lantas untuk apa anda duduk disini?
'' Apakah tidak boleh? '' Wanita itu mulai memandang ke arah sang petugas satpam.
'' Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan hanya diperuntukan bagi orang yang ingin menikmati layanan kami.''
'' Maksud, bapak?
'' Anda harus memesan sesuatu untuk bisa duduk disini ''
'' Nanti saya akan pesan setelah saya ada uang.
Tapi sekarang, izinkanlah saya duduk disini untuk sesuatu yang akan saya jual '' Kata wanita itu dengan suara lambat.
'' Jual? Apakah anda menjual sesuatu disini? ''
Petugas satpam itu memperhatikan wanita itu. Tak nampak ada barang yang akan dijual. Mungkin wanita ini adalah pramuniaga yang hanya membawa brosur.
'' Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon mengerti. ''
'' Saya ingin menjual diri saya, '' Kata wanita itu dengan tegas sambil menatap dalam dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil melihat ke kiri dan ke kanan.
'' Mari ikut saya, '' Kata petugas satpam itu memberikan isyarat dengan tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan kooperativ karena ada secuil senyum diwajah petugas satpam itu. Tanpa ragu wanita itu melangkah mengikuti petugas satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat korsi yang hanya untuk satu orang. Di sebelahnya ada telepon antar ruangan yang tersedia khusus bagi pengunjung yang ingin menghubungi penghuni kamar di hotel ini. Di tempat inilah deal berlangsung.
'' Apakah anda serius? ''
'' Saya serius '' Jawab wanita itu tegas.
'' Berapa tarif yang anda minta? ''
'' Setinggi tingginya..''
'' Mengapa? Petugas satpam itu terkejut sambil menatap wanita itu.
'' Saya masih perawan ''
'' Perawan? '' Sekarang petugas satpam itu benar benar terperanjat. Tapi wajahnya berseri. Peluang emas untuk mendapatkan rezeki berlebih hari ini.. Pikirnya
'' Bagaimana saya tahu anda masih perawan?''
'' Gampang sekali. Semua pria dewasa tahu membedakan mana perawan dan mana bukan. Ya kan...''
'' Kalau tidak terbukti?
'' Tidak usah bayar ...''
'' Baiklah ...'' Petugas satpam itu menghela napas. Kemudian melirik ke kiri dan ke kanan.
'' Saya akan membantu mendapatkan pria kaya yang ingin membeli keperawanan anda. ''
'' Cobalah. ''
'' Berapa tarif yang diminta? ''
'' Setinggi tingginya. ''
'' Berapa? ''
'' Setinggi tingginya. Saya tidak tahu berapa? ''
'' Baiklah. Saya akan tawarkan kepada tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ''
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, petugas satpam itu datang lagi dengan wajah cerah.
'' Saya sudah dapatkan seorang penawar. Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana? ''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Ini termasuk yang tertinggi, '' Petugas satpam itu mencoba meyakinkan.
'' Saya ingin yang lebih tinggi...''
'' Baiklah. Tunggu disini ...'' Petugas satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu datang lagi dengan wajah lebih berseri.
'' Saya dapatkan harga yang lebih tinggi. Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana? ''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Nona, ini harga sangat pantas untuk anda. Cobalah bayangkan, bila anda diperkosa oleh pria, anda tidak akan mendapatkan apa apa. Atau andai perawan anda diambil oleh pacar anda, andapun tidak akan mendapatkan apa apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta anda akan menikmati layanan hotel berbintang untuk semalam dan keesokan paginya anda bisa melupakan semuanya dengan membawa uang banyak. Dan lagi, anda juga telah berbuat baik terhadap saya. Karena saya akan mendapatkan komisi dari transaksi ini dari tamu hotel. Adilkan. Kita sama sama butuh ... ''
'' Saya ingin tawaran tertinggi ... '' Jawab wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak kehilangan semangat.
'' Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya.
Tapi sebaiknya anda ikut saya.
Tolong kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata orang untuk membeli. '' Kata petugas satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran petugas satpam itu tapi tetap mengikuti langkah petugas satpam itu memasuki lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam nampak pria bermata sipit agak berumur tersenyum menatap mereka berdua.
'' Ini yang saya maksud, tuan. Apakah tuan berminat? " Kata petugas satpam itu dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan seksama kesekujur tubuh wanita itu ...
'' Berapa? '' Tanya pria itu kepada Wanita itu.
'' Setinggi tingginya '' Jawab wanita itu dengan tegas.
'' Berapa harga tertinggi yang sudah ditawar orang? '' Kata pria itu kepada sang petugas satpam.
'' Rp. 6 juta, tuan ''
'' Kalau begitu saya berani dengan harga Rp. 7 juta untuk semalam. ''
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arah wanita itu dan berharap ada jawaban bagus dari wanita itu.
'' Bagaimana? '' tanya pria itu.
''Saya ingin lebih tinggi lagi ...'' Kata wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
'' Bawa pergi wanita ini. '' Kata pria itu kepada petugas satpam sambil menutup pintu kamar dengan keras.
'' Nona, anda telah membuat saya kesal. Apakah anda benar benar ingin menjual? ''
'' Tentu! ''
'' Kalau begitu mengapa anda menolak harga tertinggi itu ... ''
'' Saya minta yang lebih tinggi lagi ...''
Petugas satpam itu menghela napas panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicobanya untuk tetap membuat wanita itu merasa nyaman bersamanya.
'' Kalau begitu, kamu tunggu ditempat tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari penawar yang lainnya. ''
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha memandang satu per satu pria yang ada. Berusaha mencari langganan yang biasa memesan wanita melaluinya. Sudah sekian lama, tak ada yang nampak dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari hadapannya ada seorang pria yang sedang berbicara lewat telepon genggamnya.
'' Bukankah kemarin saya sudah kasih kamu uang 25 juta Ripiah.
Apakah itu tidak cukup? Terdengar suara pria itu berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
'' Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya kangen kamu.
Kan sudah seminggu lebih kita engga ketemu, ya sayang?! ''
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup teleponnya. Ada kekesalan diwajah pria itu.
Dengan tenang, petugas satpam itu berkata kepada Pria itu: '' Pak, apakah anda butuh wanita ... ??? ''
Pria itu menatap sekilas kearah petugas satpam dan kemudian memalingkan wajahnya.
'' Ada wanita yang duduk disana, '' Petugas satpam itu menujuk kearah wanita tadi.
Petugas satpam itu tak kehilangan akal untuk memanfaatkan peluang ini. '' Dia masih perawan..''
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah meter. '' Benarkah itu? ''
'' Benar, pak. ''
'' Kalau begitu kenalkan saya dengan wanita itu ... ''
'' Dengan senang hati. Tapi, pak ...Wanita itu minta harga setinggi tingginya.''
'' Saya tidak peduli ... '' Pria itu menjawab dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
'' Bapak ini siap membayar berapapun yang kamu minta. Nah, sekarang seriuslah ...'' Kata petugas satpam itu dengan nada kesal.
'' Mari kita bicara dikamar saja.'' Kata pria itu sambil menyisipkan uang kepada petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju kamarnya.
Di dalam kamar ...
'' Beritahu berapa harga yang kamu minta? ''
'' Seharga untuk kesembuhan ibu saya dari penyakit ''
'' Maksud kamu? ''
'' Saya ingin menjual satu satunya harta dan kehormatan saya untuk kesembuhan ibu saya. Itulah cara saya berterimakasih .... ''
'' Hanya itu ...''
'' Ya ...! ''
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu. Nampak terlalu muda untuk menjual kehormatannya. Wanita ini tidak menjual cintanya. Tidak pula menjual penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin tampil sebagai petarung gagah berani ditengah kehidupan sosial yang tak lagi gratis. Pria ini sadar, bahwa dihadapannya ada sesuatu kehormatan yang tak ternilai. Melebihi dari kehormatan sebuah perawan bagi wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah pengorbanan tanpa ada rasa sesal. Wanta ini tidak melawan gelombang laut melainkan ikut kemana gelombang membawa dia pergi. Ada kepasrahan diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa kehormatan akan selalu bernilai dan dibeli oleh orang terhormat pula dengan cara-cara terhormat.
'' Siapa nama kamu? ''
'' Itu tidak penting. Sebutkanlah harga yang bisa bapak bayar ... '' Kata wanita itu
'' Saya tak bisa menyebutkan harganya. Karena kamu bukanlah sesuatu yang pantas ditawar. ''
''Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ''
'' Ada! Kata pria itu seketika.
'' Sebutkan! ''
'' Saya membayar keberanianmu. Itulah yang dapat saya beli dari kamu.
Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ibumu kerumah sakit.
Dan sekarang pulanglah ... '' Kata pria itu sambil menyerahkan uang dari dalam tas kerjanya.
'' Saya tidak mengerti ...''
'' Selama ini saya selalu memanjakan istri simpanan saya.
Dia menikmati semua pemberian saya tapi dia tak pernah berterimakasih.
Selalu memeras. Sekali saya memberi maka selamanya dia selalu meminta.
Tapi hari ini, saya bisa membeli rasa terimakasih dari seorang wanita yang gagah berani untuk berkorban bagi orang tuanya.
Ini suatu kehormatan yang tak ada nilainya bila saya bisa membayar ...''
'' Dan, apakah bapak ikhlas...? ''
'' Apakah uang itu kurang? ''
'' Lebih dari cukup, pak ... ''
'' Sebelum kamu pergi, boleh saya bertanya satu hal? ''
'' Silahkan ...''
'' Mengapa kamu begitu beraninya ... ''
'' Siapa bilang saya berani.
Saya takut pak ...
Tapi lebih dari seminggu saya berupaya mendapatkan cara untuk membawa ibu saya kerumah sakit dan semuanya gagal.
Ketika saya mengambil keputusan untuk menjual kehormatan saya maka itu bukanlah karena dorongan nafsu.
Bukan pula pertimbangan akal saya yang `bodoh` ...
Saya hanya bersikap dan berbuat untuk sebuah keyakinan ... ''
'' Keyakinan apa? ''
'' Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau siapa saja, maka Allah lah yang akan menjaga kehormatan kita ... '' Wanita itu kemudian melangkah keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu berkata:
'' Lantas apa yang bapak dapat dari membeli ini ... ''
'' Kesadaran...''
. . .
Di sebuah rumah dipemukiman kumuh.
Seorang ibu yang sedang terbaring sakit dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
'' Kamu sudah pulang, nak ''
'' Ya, bu ... ''
'' Kemana saja kamu, nak ... ???''
'' Menjual sesuatu, bu ... ''
'' Apa yang kamu jual?'' Ibu itu menampakkan wajah keheranan. Tapi wanita muda itu hanya tersenyum ...
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan yang serba pongah ini. Di tengah situasi yang tak ada lagi yang gratis. Semua orang berdagang. Membeli dan menjual adalah keseharian yang tak bisa dielakan. Tapi Allah selalu memberi tanpa pamrih, tanpa perhitungan ...
'' Kini saatnya ibu untuk berobat ... ''
Digendongnya ibunya dari pembaringan, sambil berkata: '' Allah telah membeli yang saya jual... ''.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel masih setia menunggu di depan rumahnya. Dimasukannya ibunya kedalam taksi dengan hati-hati dan berkata kepada supir taksi: '' Antar kami kerumah sakit ..
Sumber:suzuki
Subscribe to:
Posts (Atom)